Minggu, 04 November 2012

PERBEDAAN USAHA KOPERASI DENGAN USAHA YANG LAINNYA

PERBEDAAN USAHA KOPERASI DENGAN USAHA YANG LAINNYA


 
kegiatan usaha di Indonesia terdiri atas :

1. Perusahaan perorangan,

2. Persekutuan terdiri atas:

a. Persekutuan firma,

b. Persekutuan komanditer,

3. Perseroan terbatas

4. Perusahaan negara dan perusahaan daerah,

5. Koperasi.

Di antara bentuk badan usaha tersebut di atas terdapat perbedaan dalam banyak aspek. Di bawah ini disajikan perbedaan tersebut yang meliputi 8 dimensi.
Tabel 1. Perbedaan Masing-Masing Bentuk Badan Usaha dalam Berbagai Dimensi
DimensiPeroranganFirmaPTKoperasi
Pengguna jasaBukan pemilikUmumnya bukan pemilikUmumnya bukan pemilikAnggota/umum
Pemilik usahaIndividuSekutu usahaPemegang sahamAnggota
Yang punya hak suaraTidak perluPara sekutuPemegang saham biasaAnggota
Pelaksanaan votingTidak perluBiasanya menurut besarnya modal penyertaanMenurut besarnya saham yang dimiliki melalui RUPSSatu anggota satu suara dan tidak boleh diwakilkan
Penentuan kebijaksanaanOrang yang bersangkutanPara sekutuDireksiPengurus
Balas jasa terhadap modalTidak terbatasTidak terbatasTidak terbatasTerbatas
Penerima keuntunganOrang ybsPara sekutu secara proporsionalPemegang saham secara proporsionalAnggota sesuai jasa / partisipasi
Yang bertanggung jawab terhadap rugiPemilikPara sekutuPemegang saham sejumlah saham yang dimilikiAnggota sejumlah modal ekuitas

Alasan Mengapa Koperasi di Indonesia Belum Berkembang

Alasan mengapa koperasi di indonesia belum berkembang pesat

MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA BELUM BERKEMBANG PESAT?

Koperasi merupakan lembaga atau organisasi yang terdiri dari beberapa orang menjadi kelompok yang mempunyai fungsi untuk membantu dan memberi pinjaman kepada masyarakat. Juga mempunyai tujuan adalah mensejahterakan masyarakat.

Koperasi di Indonesia belum berkembang pesat, mungkin di sebabkan karena masyarakat lebih melakukan simpan pinjam di Bank-Bank. Tapi kalau koperasi yan berada di daerah masih ada masyarakat yang memanfaatkan koperasi, biasanya oleh masyarakat kalangan bawah. Tapi itu tidak merata di daerah karena sebagian besar masyarakat daerah sudah menggunakan atau memanfaatkan jasa Bank-Bank. Mungkin ini disebabkan karena koperasi tidak bisa memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan dana besar.

Tapi ada juga di suatu kota yaitu di Kalimantan, warganya lebih percaya dan menggunakan koperasi untuk simpan pinjam mereka, jadi disana koperasi sangat maju dan dapat mensejahterakan masyarakatnya.

Jadi, berkembangnya suatu koperasi tergantung kepercayaan masyarakatnya sendiri. Karena koperasi bertujuan untuk mensejaterakan masyarakatnya. Jadi apabila masyarakat banyak menggunakan koperasi maka perputaran koperasi akan baik tapi jika sebaliknya maka koperasi tidak akan berkembang baik

BAPAK KOPERASI INDONESIA

Bapak koprasi indonesia

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.
Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.
Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Kembali ke Tanah Air
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.
Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).
ada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.
Bapak Koperasi
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.
Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980. * Tian Son Lang, dari Buku Makam Bung Hatta 1982 dan berbagai sumber http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/257-bapak-koperasi-indonesia

PENGELOLAAN DAN MANAJEMEN KOPERASI

Pengelolaan dan management koprasi

Pengertian Dan Konsep -Konsep Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
  1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi; 
  2.  Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Management koprasi 
 
Pemahaman yang keliru tentang manajemen koperasi menjadi awal terpuruknya daya saing koperasi. Betapa tidak, jumlah koperasi Indonesia mencapai 150 ribu unit dengan hampir 30 juta anggota teapi volume usaha keseluruhan hanya mencapai Rp 68 T dengan Total SHU Rp 5 T bandingkan dengan PD Indonesia yang mencapai Lebih dari 5000 T maka koperasi hanya menyumbang kurang 2%.

Apa yang salah? Jika kita menuding lembaga, maka Dekopin sebagai satu satunya lembaga yang menaungi koperasi Indonesia yang harus bertanggung jawab. Tetapi menurut saya tidak sampai disitu, seperti apapun kita berteriak pada Dekopin tidak banyak yang kita bisa dapatkan. Harapan terakhir adalah memperbaiki manajemen koperasi kita.

Definisi manajemen koperasi yang sering dipakai adalah: mencapai tujuan koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Definisi ini tidak akan kita temukan dalam jurnal manajemen koperasi manapun karena ini adalah hasil pemikiran saya yang saya rumuskan setelah beberapa tahun memimpin sebuah organisasi koperasi beromzet 11 M / Tahun.
 Dalam manajemen koperasi, memahami bahwa koperasi itu kekuatan utamanya adalah kebutuhan bersama dalam konteks ekonomi, sukarela dan terbuka serta partisipasi total dari anggota. Logikanya ketika angota merasakan manfaat ekonomi dari koperasi maka member base economic akan berjalan.
Struktur organisasi koperasi dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan idiologi dan strategi pengembangan untuk memperoleh Strategic competitiveness sehingga setiap koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara fungsional karena menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetapi secara basic idologi terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi akan menunjukan kesamaan.

Ada baiknya kita sedikit membahas tentang perangkat organisasi koperasi. setidaknya dalam koperasi kita mengenal 3 perangkat organisasi yang jamak digunakan yaitu:

- Rapat Anggota
- Pengurus
- Pengawas

Tiga unsur diatas juga sering kita sebut sebagai perangkat manajemen koperasi. Bentuk ini tentu berbeda dengan organisasi perusahaan swasta berbentuk PT misalnya, Perbedaan mendasar ini tidak saja dipengaruhi oleh idiologi tetapi juga aplikasi operasional manajemen. Berikut penjelasan singkat terkait dengan fungsi dan peran perangkar organisasi koperasi.

Perangkat organisasi koperasi Rapat Anggota (RA)

RA merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai pemilik. Wewenang RA diantaranya adalah menetapkan
a. AD/ART
b. Kebijakan Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasi
c. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas
d. RGBPK dan RAPBK
e. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
f. Amalgamasi dan pembubaran koperasi

Rapat Anggota bisa dilakukan dalam bentuk RAT, RAK dan RALB. Secara umum RA dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta, tetapi untuk beberapa kasus jumlah ini bisa disesuaikan dengan AD/ART Koperasi.

Perangkat organisasi koperasi Pengurus

Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh melakukan segala macam kreasi manajemen yang tidak keluar dari koridor keputusan RA. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri dengan pertangungjawaban bersama. Biasanya pengurus terdiri atas beberapa anggota pengurus.

Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah:
- Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT.
- Untuk melaksanakan tugas, pengurus berkewajiban:
1). Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker
2). Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
3). Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuangan dan Inventaris.
4). Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan administrasi
5). Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan RAT.

Wewenang Pengurus koperasi :
1). Pengurus berwenang mewakili koperasi di dalam dan di luar koperasi.
2). Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.
3). Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuan AD/ART.

Tanggung Jawab Pengurus koperasi

Pengurus koperasi bertanggungjwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas kewajiban, dan wewenangnya.

Perangkat organisasi koperasi Pengawas

Pengawas dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan RAT dan juga idiologi. Tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan RA.

Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut.

1). Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
2). Pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan hasil laporanya kepada pihak ketiga.
3). Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
 
 

BADAN USAHA

BADAN USAHA

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
Dalam fungsinya sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk pada prinsip ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasr koperasi. Khusus yang menyangkut aspek perkoperasian, ada aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha yaitu


Jenis-jenis Koperasi

Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utamanya, koperasi dapat digolongkan menjadi :
1. Koperasi Konsumen
adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa. Kegiatan atau jasa utama dari koperasi jenis ini adalah melakukan pembelian bersama. Contoh: Waserda (warung serba ada), minimarket dll
2. Koperasi Produsen
adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki perusahaan sendiri tetapi bekerjasama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa. Contoh: koperasi karoseri, koperasi jasa konsultasi dll
3. Koperasi Simpan-Pinjam
adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan dan menyimpan uang para anggotanya
4. Koperasi Pemasaran
adalah koperasi yang anggotanya para pemilik barang atau jasa dan bersama-sama memasarkan barang atau jasa tersebut.

Sumber : wikipedia.co.id
               Di sini

Minggu, 28 Oktober 2012

EKONOMI KOPERASI


EKONOMI KOPERASI


Lapangan usaha yang mungkin dapat dan berkembang di sekitar lingkungan sekitar rumah saya yaitu usaha Laundy and dry clean.

Mengapa usaha tersebut  sangat diperlukan ???

Karena disekitar lingkungan rumah saya, para ibu rumah tangga biasanya sangat malas untuk mencuci dan berbagai kesibukan yang sangat padat yang membuat usaha ini kiranya dapat sukses dan berkembang.

Mengapa saya menulis dan mengambil tema usaha tersebut ???

Karena usaha ini dapat berkembang sangat pesat. Cara yang dapat dilakukan/prosedur yang dapat dilakukan yaitu:
·        Mengumpulkan modal
·        membangun usaha
·        melakukan perkenalan usaha dengan promosi-promosi yang menarik minat para Ibu Rumah Tangga

Minggu, 17 Juni 2012

English

English is one of the biggest language that used to spoke and written in the whole world. So, it’s important to us for learning english. Now days english became an international language which is can connected between one country to another. International language is language that used to comunicated in country who have own language. English is also called universal language. That’s mean, english is really important to learned for country so that country can easy comunicated and work together with another country.
In this time, everybody in this world need to able with english for comunication with everyone, everywhere, and anytime. English important to learn because english would became international language. Without a good english, a country would not became to advance, because a country need to comunicated and connected with another country.
In my opinion, learning english can be so much fun. For example playing game. Now days most of game using an english language. So we can learn and play in that game. The game world mole is some kind of game that using english. In this game we supposed to arrange the alphabet became one word in english.
Theres many way to learn english, one of them is conditional sentences. Conditional sentences are also known as Conditional Sentences or If-Clause. They are used to express that the action in the main clause (without if) can only take place if a certain condition (in the clause with if) is fulfilled. There are three types of Conditional Sentences, between as:
  • Conditional Sentences Types I
If + Subject + Present Tense + Object, Subject + Will + Present Tense + Object
Example:
1.      If I find her address, I will send her an invitation.
2.      If Jenna and Sue prepare, Kim will decorate the house.
3.      If they all do their best, the party will be great.
  • Conditional Sentences Types II
            If + Subject + Past Tense + Object, Subject + Would + Present Tense + Object
            Example:
                  1. If I found her address, I would send her an invitation.
                      Fact: I don’t find her address, so I don’t send her an invitation.
                  2. We would help you, if we knew how.
                      Fact: I don’t help you because I don’t know how.
                  3.If I had more time, I would play softball.
                     Fact: I don’t have more time, so I don’t play softball.
  •  Conditional Sentences Types III
             If + Subject + Had + Past Perfect + Object, Subject + Would + Have + Past Perfect + Object
             Example:
1.      If you had told me about the mistake, I would have helped you.
Fact: You didn’t tell me about the mistake, so I didn’t help you.
2.      You would have had an accident, if you hadn’t driven more carefully.
Fact: You didn’t get an accident because you drove carefully.
3.      If I had had more time, I would have played hockey field.
Fact: I didn’t have more time, so I didn’t play hockey field.
Now days, everybody in country tried to speak in english. But english is hard to learn. So I think, learning english in Indonesia have to be a duty, because I believe english is the way for social united.

Jumat, 13 April 2012

modal auxiliaries



AUXILIARY
USES
EXAMPLE
May
     1.      Polite request
May I sit beside you?
     2.      Formal permission
I may come late tomorrow.
     3.      Less than 50% certainty
“That’s why I made the call.
I think maybe we could have gone a 10th or tenth and a half (of a second) quicker also on the soft tire, but then we went significantly faster on the hard tire”.
Might
     1.      Less than 50% certainty
Not specifically, but I might this time.
     2.      Polite request (rare)
“It might take a while to make any appreciable difference to the clutter in your house”.
Should
     1.      Advisability
It’s should be the government’s responsibility to provide us with land.
     2.      90% certainty
It is and should be paramount. Respecting our great game and the NFL shield is extremely important to me.
Ought to
     1.      Advisability
You ought to have wasted your time.
     2.      90% certainty
You ought to study more.
Had better
     1.      Advisability with threat of bad result
“There’s not much strategy behind to be honest, I was struggling on the soft tires and thought I had a better car on the hard tires”, the Germany admitted.
Be supposed to
     1.      Expectation
I must remind you that the haj management is not supposed to gain benefits for anyone in the ministry, including myself.
Be to
     1.      Strong expectation
The EFA ordered Port Said Stadium, where the stampede took place after al-Masry beat Cairo’s Al Ahli, to be closed for three years.
Must
     1.      Strong necessity
“But we must first make sure that our data collecting mechanism are working properly”.
     2.      Prohibition (negative)
We must not mix religious fundamentalism and terrorism, even if naturally we well know the links that unite the two.
     3.      95% certainty
He must be the most populer candidate, and in many cases, popularity counts when it comes to elections.
Have to
     1.      Necessity
We have to uphold the truth and destroy evil before conducting other programs.
     2.      Lack of necessity (negative)
Jokowi, for example, said a leader should not have to be an expert, but he could asssign experts to help him deal with the myriad of problems plaguing Jakarta.
Have got to
     1.      Necessity
I’ve got to get a new camera.
Will
     1.      100% certainty
Arjuna Wiwaha will be staged on March 31 in The Hall, Senayan City, Jakarta, at 3 p.m., 5 p.m. and 7 p.m.
     2.      Willingness
“The actors are quite open. As long as they believe in the script and the filmmaker, they will go for it”.
     3.      Polite request
Will you just quit that easy?
Be going to
     1.      100% certainty
It is going to be a quality leader board and it’s nice to be in the mix heading into the weekend.
     2.      Definite plan
As for Jamilah, a 35 years old visitor from Palembang, South Sumatra, her reason for going to Ragunan was because she could go on a picnic in the zoo.
Can
     1.      Ability/possibility
A year on, the effects of the worst nuclear accident since Chernobyl in 1986 can still be felt.
     2.      Informal permission
You know, hopefully I can prove them wrong.
     3.      Informal polite request
Can you figure out other expressions to imply pleasure?
     4.      Impossibility (negative only)
Qualifying has been pretty good to me in the last two races and I can’t complain too much.
Could
     1.      Past ability
My record has not been very good here the last few years but still I had the belief I could come and compete here if I got it all together.
     2.      Polite request
Could you please open the window?
     3.      Suggestion
The report noted that countries have in the past tried to resolve water issues through negotiation but said that could change as water shortages become more severe.
     4.      Less than 50% certainty
--While acknowledging that smuggling still existed?
Gita said the data discrepancy could also be caused by exporters who transited at one point before delivering goods to their destination city.
     5.      Impossibility (negative only)
In responding to a question about winning a major championship, Donald could not hide his yearning to win a major to validate his standing as the world’s top golfer.
Be able to
     1.      Ability
It feels so good to be able to be part of an action flick like The Raid and to read the rave reviews in a number of film festivals.
Would
     1.      Polite request
Would you mind opening the window?
     2.      Preference
Syarifudin said he just wanted to ensure there would be no more conflict in Aceh so that local people could live in peace without any trauma related to past conflicts.
     3.      Repeated action in the past
Bogor Police traffic division head Adj. Comr. Syarif Zainal Abidin said on Saturday that the people would continue applying the one way system in the area due to the height volume of incoming cars.
Used to
     1.      Repeated action in the past
How quickly we forget the way thing used to be
Shall
     1.      Polite question to make a suggestion
Shall we try it?”
     2.      Future with “I” or “We” as subject
I shall pay you twice the price you ask for.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Modal Auxiliaries



AUXILIARY
USES
EXAMPLE
May
1.      Polite request
May I sit beside you?
2.      Formal permission
I may come late tomorrow.
3.      Less than 50% certainty
“That’s why I made the call.
I think maybe we could have gone a 10th or tenth and a half (of a second) quicker also on the soft tire, but then we went significantly faster on the hard tire”.
Might
1.      Less than 50% certainty
Not specifically, but I might this time.
2.      Polite request (rare)
“It might take a while to make any appreciable difference to the clutter in your house”.
Should
1.      Advisability
It’s should be the government’s responsibility to provide us with land.
2.      90% certainty
It is and should be paramount. Respecting our great game and the NFL shield is extremely important to me.
Ought to
1.      Advisability
You ought to have wasted your time.
2.      90% certainty
You ought to study more.
Had better
1.      Advisability with threat of bad result
“There’s not much strategy behind to be honest, I was struggling on the soft tires and thought I had a better car on the hard tires”, the Germany admitted.
Be supposed to
1.      Expectation
I must remind you that the haj management is not supposed to gain benefits for anyone in the ministry, including myself.
Be to
1.      Strong expectation
The EFA ordered Port Said Stadium, where the stampede took place after al-Masry beat Cairo’s Al Ahli, to be closed for three years.
Must
1.      Strong necessity
“But we must first make sure that our data collecting mechanism are working properly”.
2.      Prohibition (negative)
We must not mix religious fundamentalism and terrorism, even if naturally we well know the links that unite the two.
3.      95% certainty
He must be the most populer candidate, and in many cases, popularity counts when it comes to elections.
Have to
1.      Necessity
We have to uphold the truth and destroy evil before conducting other programs.
2.      Lack of necessity (negative)
Jokowi, for example, said a leader should not have to be an expert, but he could asssign experts to help him deal with the myriad of problems plaguing Jakarta.
Have got to
1.      Necessity
I’ve got to get a new camera.
Will
1.      100% certainty
Arjuna Wiwaha will be staged on March 31 in The Hall, Senayan City, Jakarta, at 3 p.m., 5 p.m. and 7 p.m.
2.      Willingness
“The actors are quite open. As long as they believe in the script and the filmmaker, they will go for it”.
3.      Polite request
Will you just quit that easy?
Be going to
1.      100% certainty
It is going to be a quality leader board and it’s nice to be in the mix heading into the weekend.
2.      Definite plan
As for Jamilah, a 35 years old visitor from Palembang, South Sumatra, her reason for going to Ragunan was because she could go on a picnic in the zoo.
Can
1.      Ability/possibility
A year on, the effects of the worst nuclear accident since Chernobyl in 1986 can still be felt.
2.      Informal permission
You know, hopefully I can prove them wrong.
3.      Informal polite request
Can you figure out other expressions to imply pleasure?
4.      Impossibility (negative only)
Qualifying has been pretty good to me in the last two races and I can’t complain too much.
Could
1.      Past ability
My record has not been very good here the last few years but still I had the belief I could come and compete here if I got it all together.
2.      Polite request
Could you please open the window?
3.      Suggestion
The report noted that countries have in the past tried to resolve water issues through negotiation but said that could change as water shortages become more severe.
4.      Less than 50% certainty
--While acknowledging that smuggling still existed?
Gita said the data discrepancy could also be caused by exporters who transited at one point before delivering goods to their destination city.
5.      Impossibility (negative only)
In responding to a question about winning a major championship, Donald could not hide his yearning to win a major to validate his standing as the world’s top golfer.
Be able to
1.      Ability
It feels so good to be able to be part of an action flick like The Raid and to read the rave reviews in a number of film festivals.
Would
1.      Polite request
Would you mind opening the window?
2.      Preference
Syarifudin said he just wanted to ensure there would be no more conflict in Aceh so that local people could live in peace without any trauma related to past conflicts.
3.      Repeated action in the past
Bogor Police traffic division head Adj. Comr. Syarif Zainal Abidin said on Saturday that the people would continue applying the one way system in the area due to the height volume of incoming cars.
Used to
1.      Repeated action in the past
How quickly we forget the way thing used to be
Shall
1.      Polite question to make a suggestion
Shall we try it?”
2.      Future with “I” or “We” as subject
I shall pay you twice the price you ask for.


AUXILIARY
ARTICLE
May
1.
2.
3.



Might
1.



2.





Should
1.



2.


Ought to
1.
2.
Had better
1.

Be supposed to
1.


Be to
1.


Must
1.



2.



3.



Have to
1.




2.




Have got to
1.

Will
1.





2.


3.

Be going to
1.


2.



Can
1.

2.





3.

4.


Could
1.


2.
3.

4.


5.






Be able to
1.


Would
1.
2.


3.



Used to
1.





Shall
1.




2.